Selasa, 23 Mei 2017

embung batara sriten yogyakarta

Terletak di atas pegunungan Batur besar, Embung Batara Sriten menjadi Danau tertinggi di Yogyakarta. Dari tepi danau, Anda dapat menonton awan bergegas mengejar, senja yang mempesona, dan lansekap bukit dan lembah-lembah yang memanjang ke batas cakrawala.

Seringkali rutinitas hidup membawa Anda ke titik jenuh. Lelah dan bosan kemudian penggabungan, membuat Anda malas untuk melakukan sesuatu. Salah satu yang ampuh cara untuk mengatasi saturasi hidup tentu dengan menyegarkan dan bepergian. Tapi kadang-kadang ketika itu adalah di tempat-tempat tertentu kita tidak segar tapi lebih begitu, karena tujuan sudah terlalu penuh dengan orang. Jadi apa solusinya? Tentu mengunjungi tempat-tempat eksotis yang tidak telah banyak diterbitkan. Embung Batara Sriten adalah salah satu pilihan terbaik untuk melarikan diri dari rutinitas.
Diresmikan oleh Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada September tahun 2014, Embung Batara Sriten menawarkan pesona keindahan yang mampu melepaskan kepenatan dan kejenuhan. Terletak di ketinggian 859 mdpl atau di puncak pegunungan Baturagung Utara, Embung Sriten menjadi danau buatan tertinggi di Gunungkidul, bahkan dilaporkan juga tertinggi embryment di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Seperti Embung Nglanggeran, selain menjadi tujuan wisata baru yang bertujuan untuk menarik wisatawan untuk mengunjungi Gunungkidul, Embung Batara Sriten juga memiliki fungsi utama sebagai sarana penyimpanan air untuk mengairi Agrowisata Manggis dan kelengkeng terletak di sekitarannya.
Ketika saya mengunjungi, angin sore meniup cukup keras, hanya seperti angin di puncak gunung. Dingin cukup merasa, meskipun tidak dingin ketika di Gunung Merapi atau Gunung Merbabu. Ketika berjalan menyusuri bibir danau, lapisan geo-membran atau lapisan plastik-seperti HDPE material digunakan sebagai wadah atau wadah air. Oleh karena itu, embungs ini tidak fungsional untuk perikanan karena mereka akan merusak geo membran lapisan.
Berusaha terlihat dari Danau, pemandangan langsung tertuju pada puncak Mangir yang berada di belakang embung. Tidak bisa menunggu ini kaki melangkah kurva jalan untuk mencapai puncak. Tiba di puncak Mangir, pemandangan 360 derajat sudut disajikan di depan mata. Dari puncak Mangir ini aku bisa melihat Gajah Mungkur Reservoir dan Rawa Jombor di kejauhan. Kawah di lembah-lembah dan benjolan bukaan penuh desa tampak samar-samar dan kecil.
Tapi untuk sesaat ada pandangan yang berbeda. Di bagian atas bukit ini ada petilasan makam atau kuburan. Menurut cerita masyarakat setempat, dikatakan bahwa makam adalah petilasan Syech Wali Jati moksa di bukit ini. Syech Wali Jati dirinya dulunya seorang kerabat Kesultanan di masa lalu.
Selain menjadi tujuan wisata untuk menikmati panorama matahari terbenam di sore hari, Embung Batara Sriten juga berfungsi sebagai olahraga kedirgantaraan atau aerosport lokasi paralayang, paramotor dan gantole. Beberapa olahraga paralayang club yang berbasis di Yogyakarta telah mencoba lepas landas dari Mangir Peak di Embung Sriten daerah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar