Selasa, 16 Mei 2017

Kesan eksotis Roma tebing-tebing Breksi


Yogyakarta memang surga wisata. Ingin berwisata alam ke buatan alam tidak. Mulai dari pantai, gua, sungai, air terjun, pegunungan, tebing-tebing yang bahkan sekarang bahkan dapat menjadi obyek wisata yang dianjurkan. Tebing yang saat ini meningkat prestise yang dikenal sebagai Brecken tebing. Tebing ini tidak kalah eksotiknya dengan Canyon Brown yang berlokasi di Semarang.

Tebing-tebing Breksi terbentuk akibat kegiatan pertambangan yang mata pencaharian penduduk setempat, dari waktu ke waktu tebing berubah menjadi patung dengan ornamen yang unik. Lokal pematung sekarang membentuk relief cerita wayang. Selain itu, bekas tambang juga membuka penampang dinding tebing untuk melihat struktur batu yang membuatnya terlihat seperti kue lapis. Inilah sebabnya mengapa tempat ini adalah kategori instragramable. Tidak sedikit yang membuat tebing ini sebagai hunting foto tempat, bahkan saat-saat tertentu seperti pra-wedding.
Geologi pariwisata berasal dari Abu itu telah pengendapan ratusan juta tahun yang lalu, dari Gunung Nglanggeran. Di masa lalu ada larangan dari pemerintah untuk penduduk tidak untuk menambang di kawasan tebing, maka pertambangan dipecat. Namun, karena kreativitas warga setempat, tempat yang dulu digunakan sebagai pertambangan dan kemudian berubah menjadi tempat yang menarik menarik. Bahkan sekarang termasuk hits dan favorit di Jogja.

Breksi tebing telah dinyatakan sebagai warisan budaya. Kemudian di kaki tebing ditambah fasilitas Tlatar Seneng, amphiteatre yang digunakan sebagai tempat. Tlatar Seneng dalam bentuk panggung dirancang sirkuler. Di pusat berfungsi sebagai pusat acara, sementara kursi yang membuat pemain-pemain. Tlatar Seneng mampu menampung 700 orang.
Berbagai fasilitas wisata sudah tersedia, seperti Mushola, warung makanan, besar parkir banyak, dll... Ada bahkan beberapa layanan yang menawarkan foto dengan sebuah burung hantu yang lucu. Pengunjung dapat menempatkan burung jinak ke bahunya. Bayar adalah hanya seikhlasnya.


Pengunjung disarankan untuk datang ke tebing Breksi selama pagi (matahari terbit) atau sore (sunset). Pemandangan dari puncak tebing ini sangat memanjakan mata. Mulai dari lanscape kota Jogja, sampai beberapa candi yang dapat didokumentasikan. Candi Prambanan, Sojiwan, Mendut dan Ratu Boko dapat dinikmati dari puncak tebing. Di puncak tebing, pengunjung akan menemukan berbagai baru pohon yang ditanam oleh wakil-wakil berbagai negara di dunia.
Tebing Breksi terletak di Dusun Groyokan, desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Sekitar 1 kilometer sebelum Candi Ijo (dari jalan Raya Prambanan-Piyungan). Breksi tebing itu sendiri sudah termasuk dalam wilayah herritage kawasan wisata Candi Ijo.
Dari Prambanan dengan tebing berjarak sekitar 7 km. Jika dari arah Jogja, ada jalan yang lebih cepat. Sampai di persimpangan Piyungan, pengunjung bisa berbelok ke kanan. Lurus hingga lintas jalan Raya Prambanan-Piyungan. Dari sini mengikuti plang menuju Candi Ijo. Di sebelah kiri jalan, akan ada sebuah spanduk yang bertuliskan Wisata Breksi Cliff.

Tebing Breksi ini ini buka setiap hari, tingkat khusus tidak dibayarkan untuk masuk ke tebing-tebing Brecken. Hanya perlu berkontribusi seikhlasnya untuk biaya dalam mengelola dan membayar layanan motorcare untuk Rp 2.000,-/ motor dan Rp 5.000,- / mobil.
Nah, sekarang tidak perlu bingung memilih wisata alam yang nilai seni. Tebing-tebing Breccia dapat menjadi pilihan yang cocok untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Terutama segera saat tahun baru sudah hampir mendekati. Tampilan kembang api ke kota Jogja akan sangat menarik untuk didokumentasikan dari puncak tebing Breksi. Segera membuat rencana ada! Membuat kenangan saat-saat romantis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar